Program SCADA Lite (SMPN 2 Ciracap Literasi)

Di SMPN 2 Ciracap, literasi telah menjadi bagian integral dalam kehidupan sekolah melalui program SCADA Lite (SMPN 2 Ciracap Literasi). Program ini dirancang untuk mendukung pengembangan kebiasaan membaca yang berkelanjutan, tidak hanya di lingkungan sekolah, tetapi juga di luar jam pelajaran, dengan tujuan utama membiasakan siswa untuk gemar membaca. Aktivitas literasi dilakukan secara rutin setelah shalat duha, dengan fleksibilitas tambahan di mana siswa dapat memilih untuk membaca atau menulis kapan pun sesuai dengan waktu luang mereka.

Fleksibilitas Waktu untuk Literasi

Salah satu keunggulan program SCADA Lite adalah fleksibilitasnya. Siswa tidak terbatas hanya pada waktu setelah shalat duha, tetapi juga diberikan kebebasan untuk melakukan kegiatan literasi kapan pun sesuai dengan ketersediaan waktu mereka. Hal ini sangat penting untuk mengakomodasi beragamnya jadwal siswa yang mungkin sibuk dengan kegiatan lain. Dengan demikian, program ini tidak hanya menjadi rutinitas harian, tetapi juga memberikan ruang bagi siswa untuk belajar mengatur waktu, serta meningkatkan minat baca dengan cara yang lebih santai dan mandiri.

Review Buku dalam Format Fish Bone, AIH dan Y Chart

Hasil dari kegiatan literasi ini bukan sekadar pembacaan buku, melainkan dikembangkan lebih jauh menjadi sebuah review buku yang komprehensif. Para siswa diharapkan bisa menulis review buku yang mereka baca dengan menggunakan metode Fish Bone, AIH (Amanat, Isi, Hikmah) dan Y Chart. Metode ini bertujuan untuk membantu siswa memahami dan menganalisis buku dengan lebih baik, sekaligus melatih keterampilan berpikir kritis.

  • Fish Bone: Fish Bone atau diagram tulang ikan digunakan untuk membantu siswa mengidentifikasi faktor-faktor penyebab dalam sebuah cerita atau tema yang lebih besar dari buku yang dibaca. Mereka dapat menganalisis hubungan antara berbagai elemen dalam cerita dengan cara yang sistematis.


  • AIH (Amanat, Isi, Hikmah): Siswa diminta untuk mengidentifikasi isi utama dari buku, menggali amanat atau pesan moral yang disampaikan, serta hikmah yang bisa diambil dari cerita atau informasi yang mereka dapatkan. Metode ini mendorong siswa untuk tidak hanya memahami cerita, tetapi juga mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari mereka.


  • Y Chart: Pendekatan Y Chart memberikan gambaran visual mengenai bagaimana siswa memahami tiga aspek penting dari buku yang dibaca: apa yang mereka lihat, dengar, dan rasakan selama membaca. Metode ini cocok untuk siswa yang memiliki gaya belajar visual, serta membantu mereka merangkum pemahaman mereka dengan lebih interaktif.




Siswa Literat dan Karya Kreatif

Selain aktivitas membaca dan membuat review buku, ada pula siswa-siswa literat yang berperan aktif dalam menghasilkan karya kreatif. Mereka adalah:

  1. Nurhasanah

Kelompok ini telah merencanakan untuk membuat buku hasil karya mereka sendiri sebagai bagian dari output program SCADA Lite. Buku-buku tersebut akan mencerminkan proses kreatif para siswa dalam mengekspresikan pemahaman, ide, dan cerita yang mereka hasilkan selama mengikuti program literasi ini. Penerbitan buku ini bukan hanya menjadi bukti nyata perkembangan kemampuan literasi mereka, tetapi juga menjadi inspirasi bagi siswa lainnya untuk terus menulis dan berkarya.

Dan bukan tidak mungkin jika ada yang berminat untuk menulis buku lagi dari siswa, silahkan untuk menghubungi koordinator di : wa.me//6285881756383

Kesimpulan: Literasi yang Terintegrasi dengan Keseharian Siswa

Program SCADA Lite di SMPN 2 Ciracap tidak hanya membina kebiasaan membaca, tetapi juga membangun keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan manajemen waktu siswa. Fleksibilitas dalam pelaksanaan dan pendekatan-pendekatan kreatif seperti Fish Bone, AIH dan Y Chart, menjadikan program ini lebih menarik dan relevan bagi siswa. Ditambah dengan kontribusi siswa literat yang menghasilkan karya-karya tulisan, program ini berhasil menciptakan ekosistem literasi yang sehat dan dinamis di sekolah.

Melalui program SCADA Lite, diharapkan budaya literasi di SMPN 2 Ciracap terus berkembang, dan menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain untuk mengintegrasikan literasi sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar